Affair Dengan Instruktur Fitness Center
Seperti biasa, setelah selesai fitness aku bersiap-siap untuk mandi. Segera saja kubuka kaos dan celana trainingku. Dengan hanya memakai celana dalam aku mencuci muka terlebih dahulu kemudian minum dari botol Aqua yang kubawa..
Oke, saatnya mandi, pikirku. Kuambil handuk dan perlengkapan shower dari locker. Dan karena sudah sepi aku langsung saja melepas celana dalamku itu, sehingga kini aku benar-benar telanjang bulat. Suasana remang dan agak dingin membuat kontolku agak bangun. Rasanya malam itu aku betul-betul terangsang sejak latihan beban bersama Chad, instruktut baru di gym ini. Saat dia membantuku mengangkat beban, aku dapat mencium bau aroma keringat tubuhnya yang begitu maskulin. Bulu-bulu keteknya yang lebat tersembul keluar diantara lengan u can see nya.
Wajahnya yang kotak dengan alis mata yang tebal serta hidung yang mancung, sungguh membuatku jadi teringat akan Tom Cruise di film Top Gun. Dengan kaos ketatnya, Chad tak dapat menyembunyikan betapa besar dan bidang otot dadanya. Bahkan puting susunyapun terjiplak dengan tegas pada kaosnya yang sudah agak basah dengan keringat. Rasanya saat itu aku ingin sekali ngemut puting susunya, ingin sekali bisa kuremas dadanya. Bahkan saat dia membantuku mengangkat barbel, aku bisa melihat tonjolan burung jantan dibalik celana tipisnya. Seandainya saja..
Aku berusaha keras melupakan semua itu. Namun semakin keras usahaku, semakin ngaceng pula kontolku. Seperti tak mau berkompromi, kontolku seakan menagih untuk dikocok. Kepala burungku yang besar langsung saja menyembul dari balik kulup tipis yang menutupinya. Hal ini membuatku semakin terangsang. Segera saja burungku langsung tegang sekali, begitu tegak menghadap keatas. Dengan panjang batang sekitar 17,5 cm dan urat-urat yang begitu menonjol, membuatku sulit untuk menutupi keterangsangan diriku. Aku takut dan malu kalau nanti tiba-tiba ada orang yang masuk dan ingin mandi juga. Maklum saja, ruangan shower itu dipakai secara bersama-sama dan tanpa penyekat sama sekali.
Dengan semburan air hangat dan bermodalkan sabun cair aku mulai menggosok tubuhku dan berusaha membuat tubuhku serileks mungkin. Dalam hatiku berharap, semoga saja burungku dapat segera jinak sebelum ada yang masuk. Namun kenyataannya justru sebaliknya, tanpa sadar aku sudah mulai mengelus-elus kepala kontolku. Begitu ngaceng sekali dan akhirnya dengan gerakan naik turun, aku mulai ngocok dan berfantasi. Aghh.. rasanya sudah lama aku tidak pernah merasakan gejolak yang begitu menggebu seperti malam ini. Aku semakin meremas kepala kontolku, sampai benar-benar ngaceng luar biasa. Begitu panjang, besar dan keras sekali. Dibawah keremangan cahaya lampu tempat shower, aku bisa melihat kepala kontolku berkilauan akibat gel shower yang kupakai.
Sedang asyik-asyiknya aku berfantasi dan ngocok, tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara yang ada dibelakangku.
“Wow, that must be nice body..”.
Aku menengok dengan kaget dan sambil menutupi burungku aku menjawab sekenanya saja.
“Oh kamu, Chad”.
“Baru mau mandi juga” tanyaku sambil menutupi kontolku yang lagi ngaceng berat.
“Iya, kamu sendiri?” dengan sorotan mata yang tajam dia bertanya dan sambil mencuri lihat kearah kontol yang kututupi dengan tangan dan busa sabun sekenanya.
Kuperhatikan secara sembunyi-sembunyi, Chad mulai melepaskan lilitan handuk putih dari pinggangnya. Bodynya sangat bagus. Kulitnya putih kecoklatan dengan lekuk tubuh yang sempurna. Otot-otonya kekar, dada bidang, bahu besar, biseps dan triseps yang sudah terbentuk, dan yang membuatnya semakin sexy adalah otot perutnya yang kekar dengan lekuk pantat yang mmh.. sangat menggoda. Aku tak berani melihat lebih jauh lagi, tepatnya aku tak berani melihat benda berbulu diantara selangkangannya. Pikirku, bagaimana kalau sampai dia tahu, aku melihat dirinya telanjang bulat dan kontolku ngaceng. Wah, pasti dia akan berpikir yang tidak-tidak, bisa-bisa dia nggak mau lagi berteman denganku.
Sedang susah payahnya aku berkonsentrasi membuang semua fantasi dari dalam kepalaku, tiba-tiba Chad bicara, “Kontol kamu lumayan juga”.
Sambil tersenyum dan mengambil posisi shower disebelahku, kukatakan, “Ah, bisa aja kamu Chad.”
“Eh, bener loh. Apa gue yang salah lihat, abis remang-remang dan kamu tutupin pake tangan sih..”, ledeknya.
Aku hanya nyengir dan berharap malam ini bisa menjadi the best night that I ever had.
“O ya? Kontol kamu juga panjang”, kataku sambil melirik kearah selangkangannya.
“Mmh.., kamu suka?”
Aku nyengir lagi sambil manggut-manggut kecil. Dari balik bulu-bulu lebat disekitar selangkangannya, aku dapat melihat dengan jelas bahwa Chadpun sedang ngaceng berat. Kepala kontolnya besar seperti topi baja, ujungnya agak bulat dan garisan sunat dileher kepalanya begitu tegas. Kuperkirakan panjangnya sama denganku, mungkin sekitar 17 sampai 19 cm. Batangnya yang agak gemuk dengan urat-urat yang besar membuat kontolnya semakin terlihat panjang dan besar. Entah bagaimana, tiba-tiba aku merasakan tangan Chad mulai meraba kedua pantatku.
Aku begitu menikmatinya, sampai kemudian dia berkata “Come on, get down on your knees and show me how much you like it.., suck it please!”
Kutatap matanya sebentar untuk memastikan perkataan yang baru saja kudengar. Kemudian Chad meletakan tangannya dipundakku dan menekanku, sehingga membuatku untuk segera berlutut menghadap kearah selangkangannya.
“Ayo dong Ric.., masak sih cuma dilihatin aja. Kamu mau kan isep punya gue, please..”, katanya sambil menyodorkan kontolnya kearah mulutku.
Tanpa berpikir panjang aku mulai memasukan kontolnya yang begitu panjang dan besar kedalam mulutku. Kurasakan Chad mulai memompa kontolnya, dengan menggerakan pantatnya maju mundur didepan mulutku. Tangannya yang begitu kekar memegang tengkuk kepalaku dan ia berusaha memasukan seluruh batangnya kedalam mulutku. Kepalanya yang besar membuat mulutku menjadi sesak, ditambah batangnya yang panjang dimasukannya sampai ke kerongkonganku. Hidungku sampai bersentuhan dengan bulu-bulu disekitar selngkangannya, begitu lebat dan kasar. Bulu-bulu disekitar biji dan pangkal batang kontolnya menggelitik hidungku, sehingga dapat kucium bau aroma maskulinnya.
“Come on Rico, take it all.. yeah.. argh.. argh..”.
Kepala kontolnya aku jilati dengan gerakan lidah memutar dan terkadang aku gesekan gigiku dikepalanya. Lubang kencingnya, aku mainkan dengan ujung lidahku. Dan semakin lama aku rasakan Chad semakin menggelora, kontolnya semakin ngaceng dan urat-urat disekitar kontolnya semakin mengembang dan membuatnya terlihat semakin besar.
“Oke Rico, sekarang giliran gue. Gue mau isep kontol lu!”, katanya sambil mengangkat pinggangku.
Langsung saja kontolku dipegangnya dan kepala kontolku langsung diemutnya. Bibirnya menjepit batangku dengan begitu kuat. Lidahnya memain-mainkan kepala kontolku. Bahkan sedotannyapun begitu kuat. Kakiku sampai lemas dan rasanya aku benar-benar tidak kuat untuk berdiri lebih lama. Sambil memegang kedua pahaku, Chad bergerilya dengan kontolku didalam mulutnya. Mulutnya digerakan maju mundur dengan hisapannya yang kuat, seolah dia mengocok burungku dengan gerakan mulutnya. Lidahnya begitu terlatih saat kurasakan dia menjilati seluruh bagian kepala dan leher kepala kontolku. Namun tidak cukup disitu saja, Chad tiba-tiba meraba dengan kuat selangkanganku. Dipegangnya bijiku kemudian dijilatinya dan disedotnya. Awalnya aku merasakan sakit, namun setelah itu aku merasakan nikmat.
Setelah dia mengetahui bahwa aku tengah menikmati permainannya, Chadpun menyelipkan jari-jarinya diantara pantatku. Selangkanganku menjadi begitu licin saat Chad mulai melumuri tangannya dengan sabun. Digosok-gosokannya mendekati lubang pantatku. Sampai akhirnya aku merasakan jari-jarinya berusaha merangsang sekitar anusku.
“You like it?”, tanyanya sambil berusaha memasukan jarinya ke dalam anusku yang sempit itu.
“Mmh.. yea.. argh..”, jawabku.
Kurasakan satu diantara jarinya telah memasuki anusku. Ditekannya begitu rupa dengan gerakan agak memutar untuk melebarkan lubang anusku. Dikeluarkannya jari yang sudah masuk, kemudian dimasukannya kembali, ditekan, masuk keluar dan direnggangkannya. Sepertinya aku telah salah menilai Chad. Kalau selama ini aku hanya berfantasi, ternyata Chad sudah jauh berpengalaman dengan jam terbang yang sudah tak diragukan lagi
“Oke Rico, gue rasa sudah waktunya buat elu..”.
Dengan was was kubertanya “Maksud lu..?”
“Gue mau rasain asshole elu yang kecil itu.., gue mau ngefuck lu!”
“Tapi.., gue belum pernah, dan.. Chad, punya lu kan gede..”
“Rilex aja.., ke bangku yang disana yuk!”, Chad mengarahkan mataku ke bangku panjang yang ada didekat ruang ganti.
Disuruhnya aku berbaring, dan diangkatnya kedua kakiku. Sambil berlutut, dia menjilati anusku. Lidahnya dimain-mainkan diatas lubang pantatku. Tiba-tiba dia berdiri dan ngangkang membelakangiku.
“Gue paling suka posisi 69 kayak gini, soalnya gue bisa bebas ngisep dan diisep. Enak kan Ric..,?’
Baru mau kujawab, tapi kontolnya sudah disiapkannya untuk memasuki mulutku. Jadilah posisiku kini ditindih oleh badannya yang gagah itu. Pahaku diganjalnya dibelakang sikunya yang kekar, sehingga ia dengan leluasa menhisap kontolku dan juga memainkan jari-jarinya dilubang anusku. Sesekali dilepaskannya kontolku dari mulutnya dan dia langsung menjilati anusku. Makin lama Chad makin berkonsentrasi di daerah lubang pantatku itu. Secara bergiliran, Chad memasukan jarinya dan menjilati anusku. Kurasakan kembali jari-jarinya memasuki anusku dan dengan kedua tangannya, dimasukannya jarinya. Jari telunjuk kanan kirinya dimasukan ke anusku dan ditariknya kearah yang berlawanan untuk melonggarkan anusku yang sempit itu, sambil meludahi anusku dimasukannya lidahnya kedalam rongga pantatku. Lidahnya diputar-putar menggelitik anusku dan kurasakan ada beberapa jari lain ikut masuk juga, masuk keluar, masuk keluar dengan dijilati, begitu terus.
“Kamu bener-bener masih virgin yah.., oke sekarang saatnya gue akan memberi elu latihan yang lain, mau kan?”, Chad langsung berdiri dan mengambil posisi berdiri menghadapi bokongku.
Kontolnya begitu tegang, panjang dengan kepala kontol yang begitu besar.
“Tapi Chad, gue belum pernah..”
“Tenang aja Ric, aku pelan-pelan kok. Kamu tarik nafas panjang dan rasain nikmatnya.. oke.”, katanya menenangkan diriku.
Sambil ngocok sendiri, Chad mulai mengeraskan batangnya yang memang sudah tegang itu. Ditekannya kontolnya keanusku, sesekali digesek-gesekannya. Dan, bless.. Dia memasukan kepalanya yang begitu besar dan batang yang ngaceng banget ke dalam anusku. Anusku langsung meregang, dan kontolku pun ikut menegang.
“Rilex Rico, fill it. Tarik nafas dan rasain kontol yang ada di anus lu.”
“Arghh.. rasanya.. panass.. Chad, arghh..”, kataku sambil tersengal-sengal.
“Sebentar lagi, pasti kamu akan merasakan kenikmatannya..”
Chad memaju mundurkan kontolnya, dengan gerakan memompa dia mulai ngefuck anusku. Dalam beberapa gerakan maju mundur, aku berusaha rilex dan menikmatinya. Ternyata benar, rasanya begitu menakjubkan. Aku benar-benar menikmatinya. Sambil memegang pergelangan kakiku, Chad mengangkat kakiku lurus keatas, dirapatkannya kedua kakiku.
“Mmrghh.. your ass.. really tight, sempurna sekali.. arghh.. arghh..”
“Arghh.., terus Chad, masukin yang dalam..”, pintaku.
“I will honey.. arghh.. arghh. I’m fucking your beautiful ass..”
“Aghh.. aghh..” nafasku tersengal sengal tatkala batang nya bergerak keluar masuk memompa anusku.
“Mmhh yes.. You have a real virgin tight ass.. mmh.. yeahh..”, sambil ngefuck dia terus bergumam memuji bokongku yang sexi dan anusku yang begitu kecil menjepit kontolnya.
“Fuck it hard.. aghh.. come on.. give me more.. aghh..”, kataku.
Tanganku memgang erat pinggiran bench tempatku berbaring. Dan sambil memegang pahaku Chad memompa anusku dengan begitu bersemangat, sesekali dia memukul pantatku.
“Relax.. fill it..”, katanya.
Aku sangat menikmati saat-saat kontolnya digenjot keluar masuk ke dalam anusku. Batangnya yang panjang membuatnya leluasa memainkan ritme keluar masuk kedalam anusku. Sesekali dia sengaja megeluarkan kepala kontolnya kemudian memasukannya kembali, solah-olah memulai kembali dari awal. Hal ini membuatku semakin ngaceng dan benar-benar horny banget. Saat kepalanya yang besar itu dimasukan berulang-ulang aku mulai merasakan lubang anusku mulai memanas dan itu membuatku bertambah horny lagi.
“Aghh.. gue mau keluar”, kataku sambil ngocok kontolku.
“Yeah..?”
“Fuck it, please.. harder.. harder..”, pintaku.
Chad semakin menambah kecepatannya, kontolnya yang panjang semakin dipercepat keluar masuk ke anusku. Kini pahaku dibiarkannya melayang, dia menunduk dan menghisap puting susuku. Dijilati dan digigitnya. Diciuminya dada serta leherku. Akupun dapat mendengar deru nafas Chad yang semakin memburu.
Dan akhirnya, “Arghh.., I’m cum in.. gue keluar.. arghh..”, kataku sambil ngocok dan menyemburkan air mani yang begitu banyak kearah dada Chad.
Dan tiba-tiba, “Oughh, me either Rico.. agrhh.. AGRHH..!”.
Aku merasakan semprotan sperma Chad yang begitu kuat dan hangat di sekujur tubuhku. Dengan tetesan yang kurasakan mengalir turun dari anusku ke bijiku kemudian ke selangkanganku aku melihat air mani Chad keluar begitu banyaknya. Putih, kental dengan aroma yang begitu masculine.
“Mhh.. Rico, I think your ass gonna kill my glans!”, katanya sambil bercanda dan mengerlingkan mata nakal kearahku.
“Well Chad, malam ini sepertinya gue nggak pengen berakhir.. gue pengen selalu ada didekat lu.”
“I’ll be yours, Rico”, katanya sambil memeluku dan mencium bibirku.
“And I think, I’m in love with you. Lu mau jadi boyfriend gue?”, tanyanya.
“Tentu Chad.., tentu gue mau!”, kataku sambil melingkarkan tangan di pinggangnya. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
E N D